BAB VII
EVALUASI META
Akhir dari evaluasi perlu dievaluasi
disebut juga meta evaluasi. Dalam hal ini, perlu dijawab apakah proses evaluasi
telah berjalan sesuai dengan rencana, apakah semua tujuan evaluasi sudah tercapai,
dan sebagainya. Dengan meta-analysis, para pimpinan dapat memperluas
generalisasi temuan tentang kecenderungan kualitas proses. Evaluasi dilakukan
oleh seorang evaluator yang super, yang memiliki kompetensi yang cukup baik
untuk mengevaluasi setiap evaluasi yang akan dilakukan.
Tetapi siapa yang mampu menilai
super-evaluator? Brinkerhoff & Cs (1983) mengatakan bahwa evaluator meta
eksternal biasanya lebih banyak dipilih daripada yang internal, karena orang luar mungkin dianggap lebih objektif
dan lebih terpercaya. Membentuk Tim evaluasi juga akan lebih baik
Standard Evaluasi Meta
Jika evaluasi akan dipakai untuk
memperbaiki atau untuk memutuskan kelanjutan suatu program, maka evaluasi harus
baik dan dapat diandalkan. Agar dapat mengetahui apakah evaluasi baik atau
buruk, kita memerlukan sejumlah kriteria atau standar sebagai dasar
pertimbangan. Ada tiga puluh standard yang dibagi menjadi empat domain
evaluasi, yakni :
Utility Standards
Standard Kegunaan dimaksudkan untuk
memastikan bahwa suatu evaluasi akan melayani kebutuhan informasi dari para
pemakai yang diharapkan.
1.Stakeholder Identification :
audien yang dilibatkan atau yang
dipengaruhi oleh evaluasi harus dikenali, sehingga kebutuhan mereka dapat
dipenuhi.
2. Evaluator Credibility :
Orang-orang yang melaksanakan
evaluasi harus orang-orang yang berkompeten dan terpercaya untuk melaksanakan
evaluasi, sehingga penemuan evaluasi mencapai penerimaan dan kredibilitasnya
maksimum.
3. Information Scope and
Selection :
Information yang yang dikumpulkan
harus dibatasi dan dipilih sedemikian rupa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang program dan mau mendengarkan kebutuhan dan minat audien dan ditetapkan
stakeholders.
4. Valuational Interpretation :
Perspektif, Prosedur, dan dasar
pemikiran yang digunakanuntuk menginterpretasikan penemuan yang dijelaskan
harus hati-hati, dan cermat,sehingga dasar pertimbangan yang dipakai jelas.
5. Report Clarity :
Laporan evaluasi harus menjelaskan
objek yang sedang dievaluasi,konteks, tujuan, prosedur, dan penemuan evaluasi
sehingga audien akan mengetahui apayang sedang dikerjakan, mengapa dikerjakan,
informasi apa yang ada, apakesimpulannya, dan apa saran-saran yang diberikan.
6. Report Timeliness and
Dissemination :
Memberikan laporan harus tepat waktu
supayaaudien dapat memakai informasi sebaik-baiknya pada saat yang tepat.
Penemuansementara dan Evaluasi Laporan harus disebarkankepada klien sedemikian,
sehinggamereka dapat menilai dan memakai penemuan.
7. Evaluation Impact :
Evaluasi harus direncanakan,
diselenggarakan, dan dilaporkan dalam cara-cara yang mendorong stakeholders,
sehingga penggunaan evaluasi ditingkatkan.
Feasibility Standards
Feasibility atau standard kelayakan
dimaksudkan untuk memastikan bahwa suatu evaluasi akan menjadi realistis,
bijaksana, diplomatik, dan cermat. Standar kelayakannya sebagai berikut :
1.Practical Procedures :
Prosedur evaluasi harus praktis,
untuk menghindari gangguan dan informasi yang diperlukan dapat diperoleh dengan
lancar.
2. Political Viability :
Evaluasi harus direncanakan dan
diselenggarakan dengan antisipasi posisi dan kondisi yang berbeda diantara
berbagai kelompok yang berminat, sehingga kerja sama mereka dapat dilakukan,
dan segala kemungkinan kelompok untuk mengurangi manfaat, bias, salah
pakai atau salah tafsir dapat dihindari.
3. Cost Effectiveness :
Evaluasi harus menghasilkan
informasi yang mutunya cukup, untuk mewakili sumber-sumber yang ada.
Propriety Standards
Propriety Standards atau Standard
Kebenaran dimaksudkan untuk memastikan bahwa suatu evaluasi akan
diselenggarakan menurut hukum, secara etis, dan untuk kesejahteraan dilibatkan evaluasi
itu semua, seperti halnya yang diterpengaruhi oleh hasil. Standar tersebut
ialah :
1.Service Orientation :
Orientasi layanan atau jasa,
evaluasi harus dirancang untuk membantu organisasi agar menunjukkan dan
secara efektif melayani kebutuhanmencakup target kebutuhan audien.
2.Formal Agreements :
Obligasi atau kewajiban yang formal
peserta suatu evaluasi yangharus dilaksanakan, bagaimana, oleh siapa, dan
kapan, yang harus disetujui secaratertulis, sehingga peserta diwajibkan untuk
bertahan pada semua kondisi-kondisipersetujuan atau secara formal merundingkan
kembali kesepakatan itu.
3. Rights of Human Subjects :
Evaluation harus dirancang dan
diselenggarakan untuk menghormati dan melindungi kesejahteraan dan hak
asasi manusia secara pribaditerlindungi.
4. Human Interactions :
Evaluator harus menghormati harkat
martabat manusia dan salingmenghargai dalam beinteraksi hubungan manusia dengan
suatu evaluasi, sehingga audientidak merasa terancam atau dirugikan.
5.Complete and Fair
Assessment :
Evaluator harus Adil, evaluasi harus
melengkapi, danmenyudahi. Dalam pengujiannya perekaman kekuatan dan kelemahan
programdievaluasi, sehingga kekuatan dapat dibangun ketika menunjukan masalah.
6.Disclosure of Findings :
secara formal audien evaluasi perlu
memastikan bahwa yangpenemuan evaluasi yang
penuh bersama dengan pembatasan yang bersangkutan dibuatdapat diakses
semua orang yang membutuhkan atau terlibat dalam evaluasi, dengan
sah,dilindungi undang-undang dan pernyataan hak-hak untuk menerima hasil.
7.Conflict of Interest :
Ketertarikan pada suatu konflik
harus dihadapkan secara terbuka danterus terang, sehingga tidak berkompromi
antara proses evaluasi dengan hasil.
8.Fiscal Responsibility :
Pembelanjaan dan alokasi sumber daya
yang digunakan harusmencerminkan prosedur tanggung-jawab secara etik dan hukum.
Accuracy Standards
Accuracy standar atau standar
ketelitian dimaksudkan untuk memastikan bahwa suatu evaluasiakan mengungkapkan
dan menyampaikan informasi secara teknis cukup tentang obejek yagdievaluasi dan
tentang kegunaan atau manfaat program dievaluasi.
Standards tersebut sebagaiberikut :
1.Program Documentation :
Program atau objek evaluasi harus
dipelajari dandidokumentasikan dengan jelas dan teliti, sehingga
komponen-komponen di dalamproyek dapat diidentifikasi dengan jelas.
2.Context Analysis :
Konteks tempat di mana program ada
harus diuji cukup detil, sehinggamungkin mempengaruhi program dapat
diidentifikasi.
3. Described Purposes and
Procedures :
Tujuan dan prosedur evaluasi harus
dimonitordan diuraikan secara detil, sehingga mereka dapat mengidentifikasi dan
menilai.
4. Defensible Information
Sources :
Sumber informasi menggunakan suatu
programevaluasi yang harus diuraikan secara detil, sehingga ketercukupan
informasi dapatdiidentifikasi.
5.Valid Information :
Pengumpulan Informasi yang sah
dengan prosedur harus dipilih ataudikembangkan, kemudian diterapkan sehingga
mereka akan yakin bahwa penafsiranadalah valid dan tepat sesuai dengan harapan
pengguna.
6. Reliable Information :
Pengumpulan Informasi harus dapat
dipercaya, prosedurpengumpulan dan pengembangannya, dan kemudian diterapkan
sedemikian rupasehingga mereka yakin bahwa informasi yang diperoleh dapat
dipercaya.
7.Systematic Information :
Sistematis Informasi mengumpulkan,
memproses, danmelaporkan suatu evaluasi harus secara sistematis ditinjau dari
manapun dan kesalahanyang ditemukan harus dikoreksi.
8. Analysis of Quantitative :
Information Kuantitatif di dalam
suatu evaluasi harussewajarnya dan secara sistematis dianalisa sehingga
pertanyaan evaluasi secara efektif terjawab.
9. Analysis of Qualitative Information
:
Informasi Kwalitatif di dalam suatu
evaluasi harussewajarnya dan secara sistematis menganalisa sedemikian sehingga
pertanyaan evaluasisecara efektif dijawab.
10. Justified Conclusions :
Kesimpulan yang dibuat dalam suatu
evaluasi harus dengan tegas dibenarkan, sehingga stakeholder dapat menilainya.
11. Impartial Reporting :
Prosedur pelaporan harus menjaga
penyimpangan disebabkan oleh penyimpangan dan perasaan pribadi sehingga tidak
terjadi pelaporan yang berat sebelah.
12. Metae valuation :
Evaluasi diri sendiri harus menurut
bentuk dan secara sumatif mengevaluasi melawan terhadap standard bersangkutan,
sehingga sewajarnyadipandukan dan, penyelesaiannya, stakeholders dapat menguji
kelemahan dan kekuatannya.
Petunjuk Umum untuk melakukan Meta
evaluation :
Evaluator disarankan untuk meminta
evaluator internal dan evaluator eksternal dan eksternaluntuk mereviu evaluasi
pada saat-saat tertentu yaitu pada saat rencana evaluasi, pada
interval-interval dala periode-periode tertentu saat evaluasi masih dalam
proses untuk mengidentifikasimasalah-masalah, dan pada akhir evaluasi. Juga
minta untuk meriviu penemuan dan laporan sertamemeriksa prosedur dan
kesimpulan. Banyak evaluator meminta evaluatr internal dan eksternaluntuk
mereviu sevaluasinya.Reviu internal dapat dilakukan oleh dewan penasehat
evaluasi, dan reviu eksternal palingbaik dilakukan pihak luar yang berminat
akan hasil evaluasi yang telah mempunyai pengalamandalam evaluasi yang serupa.
Bila evaluator dipanggil sedini mungkin, mereka dapat dimintabantuan untuk
melihat desain program dan meminta rekomendasinya untuk memperkuat
dessain.Pengamat eksternal dapat membantu urusan teknik selama proses evaluasi
dan pada akhir evaluasi,
melihat prosedur penemuan, dan
laporan evaluasi.
Langkah-langkah untuk Melakukan
Evaluasi Meta
Langkah-langkah untuk melakukan
evaluasi meta, sebuah desain evaluasi yang dikemukanan Worthen, Balin R, dan
James R.Sanders (1983) sebagai berikut :
1.
Siapkan suatu salinan desain yang siap
untuk direviu. Evaluasi meta formatif disarankansesegera mungkin setelah desain
selesai dirumuskan supaya reviu produktif.
2.
Tentukan siapa yang akan melakukan
evaluasi meta (lihat butir B diatas).
3. Pastikan bahwa ada hak untuk
melakukan evaluasi meta. Jika
kita seorang sponsor
atau kliendan kita menerima
desain untuk dievaluasi dari seoang evaluator yang
membuat kontrak dengann anda untuk melakukan evaluasi, dalam
hal ini kita bebas
mengevaluasi dan tidak adalarangan bagi kita untuk meminta
bantuan seorang
metaevaluator.
4. Gunakan standar
atau kriteria meta evaluasi
untuk melakukan
evaluasi meta. Apabila
sponsoratau klien yang melakukan
evaluasi meta itu urusannya menentukankriteria
evaluasi, tetapiapabila ia seorang evaluator spesialis, maka
hendaknya menggunakan
kriteria atau standar yangtelah disepakati antara evaluator atau
sponsor tersebut.
5. Gunakan kriteria
atau standar pada
desain kita. Beberapa kriteria evaluasi
meta
melampirkanalat bantu untuk
mengaplikasikan kriteria yang diberikannya.
Misalnya, dengan ceklis yangdilampirkan pada saetiap
publikasinya. Apabila tidak, disarankan untuk membuat ceklis sendiri.
6. Pemeriksa kecermatan
desain evaluasi
(adequancy). Tidak ada satu desainpun
yang sempurna.Oelh
sebab itu, perlu dilihat kembali apakah desain perlu disesuaikan dengan situasi
dankondisi program.
Bagaimana Memakai Kriteria Evaluasi
Meta ?
Apabila kita memilih sejumlah
kriteria utnuk evaluasi meta, maka sudah jelas kita harusmenyesuaikannya dengan
situasi dan kondisi proyek evaluasi yang sedang kita lakukan. Hal ini
daatdilakukan dengan melihat betapa pentingnya hubungan antara kriteria satu
dengan lainnya dandengan menspesifikasikan indikator untuk mencapai kriteria
itu. Kita dapat mengatakan bahwa setiap kriteria masing-masing sama pentingnya.
Kita juga dapatmengatakan bahwa setiap kriteria kepentingannya berbeda bagi
kita, dan menggunakan skalatertentu untuk menimbangnya. Karena satu dan lain
hal mungkin sulit untuk menyatukansekelompok kriteria yang berada diantara
kedua kelompok tersebut. Apabila kita tahu kriteri apa atau yang mana yang akan
dipakai, dapat diteruskan dengan menentukan bagaimana membedakannya dan
bagaimana mengukur pemenuhannya.
Kegiatan ini termasuk :
1.
Bagaimana kita merumuskan pemenuhan itu,
misalnya kita menentukan tingkat
pemenuhandengan kata-kata “sampai
– tidak sampai”. Atau dengan merangking
“jelek – sedang – baik – sangat baik” atau dapat
berupa skala 1 – 10, dan lain-lain.
2.
Memberikan penjelasan kapan suatu
evaluasi terpenuhi pada tingkat tertentu.
3.
Mengidentifikasi sumber-sumber informasi
yang akan dipakai sebagai bukti untuk
pemenuhanatau penyelesaian.
Sebagaimana biasa kalau kita
terlibat dalam kegiatan evaluasi, kita perlu menentukan siapayang akan mendapat
manfaat dan siapa yang akan kehilangan dari kegiatan dan menentukanbagaimana
mencerminkan pandangan mereka itu. Juga harus diingat dalam kondisi bagaimana
kitaakan memakai kriteria. Misalnya, apakah akan dipakai untuk setiap evaluasi
atau hanya padaevaluasi tertentu untuk proyek atau pengembangan proyek
tertentu. Apakah dapat dipakai padasetiap langkah evaluasi atau hanya pada
langkah-langkah tertentu, atau hanya pada desain evaluasi.Akhirnya untuk
menentukan indikator pemenuhan, kita harus, memikirkan jumlah informasiyang
ada, tingkat ketepatannya, dan tingkat kesepakatan yang mungkin
diperoleh.Apabila setiap orang setuju betapa pentingnya standar atau kriteria,
dan setuju berapa jelasnya kita dapat membedakannya, maka pada saat untuk
menyetujui hasil evaluasi tak akan adamasalah lagi. Di lain pihak, apabila
orang tidak setuju, mereka dapat mekatakan kita mungkin akanberpegang pada
ukuran umum, kriteria yang sudah menurun mutunya
(watered down).
Sumber :
Buku “
Evaluasi Program
” Karangan DR. Farida Yusuf
Tayibnapis, Mpd (2000) : PT Rineka Cipta – Jakarta
Judul
Buku : Evaluasi Program
Pengarang : DR. Farida Yusuf Tayibnapis, M. Pd.
Penerbit : PT Rineka Cipta
Tahun Terbitan : Cetakan pertama, September 2000
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dan kesuksesan sebuah
pendidikan, baik proses, input dan output yang dilakukan dapat diketahui dengan
adanya evaluasi. Evaluasi program pendidikan dapat diartikan sebagai pengukuran
atau penilaian program pendidikan yang meliputi proses belajar mengajar,
kegiatan intra dan ekstra sekolah. Mengukur dan menilai sebuah keberhasilan
sebuah program pendidikan memiliki perbedaan istilah penggunaan dan wilayah
kajiannya. antara keduanya punya arti yang berbeda meskipun saling berhubungan.
mengukur adalah membandingkan sesuatu dan satu ukuran (kuantitatif), sedangkan
menilai berarti mengambil satu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik
buruk (kualitatif). Adapun pengertian evaluasi meliputi keduanya.
Buku ini secara mendasar membahas tentang evaluasi. Evaluasi memegang peranan
penting karena hasil evaluasi menentukan sejauh mana tujuan dapat dicapai. Dan
sebuah hasil evaluasi diharapkan dapat membantu pengembangan, implementasi,
kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggung jawaban, seleksi,
motivasi, menambah pengetahuan, serta membantu mendapat dukungan dari mereka
yang terlibat dalam program tersebut.
Evaluasi, khususnya dalam bidang pendidikan diharapkan dapat memperbaiki sistem
pendidikan kita yang sering berubah dan tidak seimbang, kurikulum yang kurang
tepat, serta mata pelajaran yang terlalu banyak dan tidak terfokus. Hal ini
menjadi penting karena karena di negara-negara yang sudah maju, pendidikan
dipandang sebagai sarana untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
Buku evaluasi program pendidikan ini, disajikan dalam tujuh bab yang
menjelaskan tentang beberapa poin penting seputar Evaluasi Program pendidikan.
Pada bagian pertama berisi pendahuluan yang menguraikan definisi evaluasi
menurut berbagai tokoh, peranan dan tujuan evaluasi, beberapa istilah yang
digunakan dalam buku tersebut, dan dilengkapi juga dengan daftar bacaan rujukan
tambahan. Dalam sub-Bab yang menguraikan tentang definisi evaluasi dengan rinci
dan jelas.
Bagian kedua, diberi judul "Beberapa Model, Pendekatan, dan konsep-Konsep
Evaluasi".
Dalam Bab ini membahas beberapa model yang
populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan
evaluasi program, diantaranya:
1. Model evaluasi CIPP (Contect
evaluation, Input evaluation, Process evaluation,
Product
evaluation) oleh Stufflebeam
2. Evaluasi model UCLA oleh Alkin
3. Model Brinkerhoff
4. Model stake atau model
countenance
Kemudian, diberikan juga beberapa pendekatan
dalam evaluasi yang lazim digunakan,yaitu:
1. Pendekatan eksperimental (experimental approach)
2. Pendekatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach)
3. Pendekatan yang berfokus kepada keputusan (the decision focused approach)
4. Pendekatan yang berorientasi pada pemakai (the user oriented approach)
5. Pendekatan yang responsif (the responsive approach)
6. Evaluasi bebas tujuan (goal free evaluation)
Sedangkan untuk konsep dalam evaluasi, yang ditawarkan hanya ada dua, yaitu:
evaluasi formatif dan sumatif, atau evaluasi eksternal dan internal. Dalam Bab
ini juga dilengkapi dengan daftar bacaan tambahan.
Bagian ketiga, diberi judul "Memfokuskan Evaluasi". Memfokuskan
evaluasi yaitu mengkhususkan apa dan bagaimana evaluasi akan dilaksanakan. Bab
ini akan membicarakan bagaimana evaluator dan sponsor bekerja sama dalam
membuat kerangka kerja evaluasi, karena pengembangan kerangka kerja ini yang
disebut dengan pemfokusan evaluasi. Tidak lupa seperti dua Bab sebelumnya, dalam
Bab ini juga disajikan buku-buku rujukan yang dilampirkan oleh penulis agar
kita dapat menggali lebih dalam tentang materi tersebut.
Bagian keempat, membicarakan tentang "Bagaimana Melakukan Evaluasi".
Untuk dapat melakukan evaluasi, seorang evaluator harus terlebih dahulu
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan objek evaluasi. Maka dalam Bab ini
penulis akan meyajikan bagaimana seseorang akan melakukan evaluasi, yaitu mulai
dari pengumpulan informasi hingga pembuatan instrumen. Dan tentu saja sebagai
penutup dari Bab ini, penulis melampirkan beberapa daftar bacaan tambahan bagi
pembaca.
Bagian kelima, diberi judul "Menganalisis dan Menginterpretasi
Informasi". Karena pada umumnya analisis dilakukan secara bertahap, yaitu
dimulai dari mengolah data hingga memberi kode dan mengatur data, maka dalam
bagian kelima ini penulis juga memberi uraian satu per satu tentang bagaimana
mengolah data, petunjuk tentang memberi kode dan mengatur data, dan tak lupa
pula penulis memberi penjelasan apakah data cukup bermutu untuk dianalisis,
kemudian bagaimana informasi akan dianalisis, menganalisis data serta metode
yang dipakai untuk menafsirkan informasi evaluasi. Tidak berbeda dengan Bab-Bab
sebelumnya, dalam Bab ini juga dilengkapi daftar bacaan tambahan.
Bagian keenam, menjelaskan tentang "Melaporkan Hasil Evaluasi".
Seperti yang kita ketahui, bahwa tujuan pelaksanaan evaluasi itu sendiri adalah
untuk memperbaiki dan mengembangkan program, oleh sebab itu melaporkan hasil
evaluasi adalah hal yang sangat urgent yang harus dilakukan oleh evaluator. Dan
Bab ini akan "mengupas habis" bagaimana cara melaporkan hasil
evaluasi dan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melaporkan hasil
evaluasi kepada objek evaluasi. Satu hal yang cukup menarik dalam sub-Bab VI
ini adalah kita diberi tuntunan sistematis (outline) laporan hasil evaluasi.
Tidak lupa, seperti pada Bab-Bab sebelumnya, pada Bab ini juga dilengkapi
daftar buku rujukan untuk sumber bacaan tambahan.
Dan
diakhir Bab buku ini, yaitu bagian ketujuh, mengulas tentang "Evaluasi
Meta". Dalam Bab ini penulis menjelaskan apa itu evaluasi meta, siapa yang
melakukan evaluasi meta, kemudian, standar apa yang dipakai untuk evaluasi
meta, petunjuk dan dan langkah-langkah melakukan evaluasi meta, serta pemakaian
criteria evaluasi meta. Dan terakhir, di luar materi pembahasan, penulis
menutup Bab materi VII dengan menampilkan daftar rujukan bacaan tambahan.
Buku ini ditutup dengan daftar pustaka, yang kemudian di cover belakang buku
ini terdapat sekilas profile penulis dan sinopsis buku. Buku ini adalah buku
yang sangat menarik dan dapat menjadi salah satu sumber bacaan bagi mahasiswa
dari berbagai jurusan dan fakultas, dan dapat pula menjadi konsumsi bagi
kalangan yang ada dalam lingkup organisasi ataupun perusahaan. Karena evaluasi
program bukan hanya untuk evaluasi program pendidikan saja, tetapi juga dapat
diterapkan pada objek yang dapat dievaluasi di luar program pendidikan baik itu
organisasi formal maupun informal.
Keunggulan
yang menarik dari buku ini antara lain :
•
Mengenai organisasi Buku. Dalam Buku ini
terdapat keterkaitan antara satu bab
dengan
bab lain secara sistematis.
• Buku ini dilengkapi pada setiap akhir
bab, penulis memberikan beberapa buah
pertanyaan
untuk evaluasi,tentunya hal ini akan menjadi masukan bagi pembaca. Hal
ini
jarang ditemukan pada buku-buku evaluasi pendidikan lain.
• Bahasa yang digunakan dalam buku ini
mudah dimengerti, karena menggunakan
bahasa
yang cukup jelas dan teratur, tidak berbelit-belit sehingga memudahkan
pembaca
dalam memahami isi buku.
• Mengenai teknik penulisan dan
percetakan buku ini cukup bagus, covernya menarik,
kebersihan
halamannya bagus, namun ada konsep-konsep yang perlu dipertegas dan
dikembangkan
lagi, sebagai contoh adalah konsep validitas dan reabilitas, seharusnya
ditambah
hal-hal lain untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan praktek
pendidikan
yang berlaku akhir-akhir ini.
• Dalam buku ini juga dicantumkan
kritikan-kritikan ,kekurangan-kekuranagan serta
masukan
dari berbagai pihak, dari cetakan-cetakan sebelumnya dari cetakan pertama
sampai
cetakan ke 11, sehingga penulis terus melakukan perbaikan dari cetakan ke
cetakan
selanjutnya. Hal ini jarang ditemukan dalam buku-buku lain.
Kemudian, salah satu nilai plus dari
buku ini yang dapat ditonjolkan adalah pada setiap Bab buku dilengkapi dengan
daftar rujukan bacaan yang dapat kita baca bila kita hendak mengetahui lebih
lanjut tentang materi yang dibahas dalam per Bab tersebut (materi yang lebih
terfokus). Buku ini adalah buku yang sangat bermanfaat dan dapat dipakai
sebagai acuan oleh seluruh lingkup organisasi, karena bahasa yang digunakan
oleh penulis dalam menuangkan pemikirannya cukup sederhana dan mudah
dimengerti.
Buku ini memang patut dibaca oleh calon guru dan guru mengingat didalamnya
terdapat hal-hal yang penting bagi calon guru dan guru dalam mengevaluasi hasil
belajar-mengajar,sehingga buku ini dijadikan pedoman untuk mengevaluasi.
Evaluasi
Meta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah
tujuan suatu program atau pendidikan sudah terealisasikan. Evaluasi program
juga dapat didefinisikan sebagai upaya menyediakan informasi untuk disampaikan
kepada pengambilan keputusan.
Setiap evaluasi sedikit banyak mengandung bias dari keputusan
yang diambil evaluator tentang apa yang akan diuji, instrumen yang dipakai,
kepada siapa akan dibicarakan, dan siapa yang mendengar, semua mempengaruhi
hasil evaluasi. Bahkan latar belakang pribadi evaluator, pendidikan, dan
pengalaman juga mempengaruhi cara evaluasi dilaksanakan.
Seorang evaluator dalam melaksanakan suatu evaluasi agar
dapat memperoleh hasil evaluasi yang sebaik-baiknya harus memenuhi beberapa
persyaratan diantaranya; (1) memahami materi yaitu memahami tentang seluk beluk
program yang dievaluasi, (2) menguasai tehnik, yaitu menguasai cara-cara atau
tehnik yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi program, (3) obyektif dan
cermat, dan (4) jujur dan dapat dipercaya. Apabila seorang evaluator yang
melakukan evaluasi suatu program tetapi tidak memenuhi persyaratan tersebut
tentunya hasil evaluasi yang diperoleh hasilnya tidak efisien dan akurat serta
tidak dapat dipercaya .
Baik evaluator
maupun klien harus sadar akan bias pada evaluasi. Evaluator, karena standar
pribadi dan reputasi dirinya juga akan diuji klien karena ia tidak mau
mempertaruhkan uang maupun kebijaksanaannya untuk evaluasi yang di bawah
target. Keduanya akan menderita kerugian banyak apabila ternyata
evaluasi tidak efisien. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan evaluasi di
atas maka suatu evaluasi harus dievaluasi kembali, evaluasi semacam ini yang
kemudian kita kenal dengan nama evaluasi meta. Oleh sebab itu evaluasi
meta atau mengevaluasi penting adanya.
B. Tujuan
Penulisan
Bagian ini
dirancang untuk memperkenalkan apa yang dimaksud dengan evaluasi meta serta
langkah-langkah pelaksanaannya. Pembahasannya ditekankan pada pengertian
evaluasi meta dan siapa yang melakukan evaluasi meta. Sama juga
seperti mengevaluasi proyek atau porgram, evaluasi juga dapat dievaluasi yang
disebut evaluasi meta. Tuntutan untuk seorang evaluator tinggi, tetapi
tuntutan terhadap seorang evaluator meta lebih tinggi.
Pembahasan
berikutnya diarahkan pada pengenalan standar yang dipakai dalam mengevaluasi
meta dan petunjuk umum melaksanakan evaluasi meta. Ada empat standar yang
dipakai dalam evaluasi meta; utility standard, feasibility standard,
propriety standards dan accuracy stadard.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Evaluator Evaluasi Meta
Evaluasi meta
adalah mengevaluasi suatu evaluasi, yang dapat dilakukan bersama kegiatan
evaluasi biasa atau rutin untuk perbaikan sehingga evaluasi akan bertambah
baik. Evaluasi meta dapat dilakukan ketika sedang mengevaluasi atau sesudah
evaluasi selesai, dilakukan untuk mengetahui apa yang telah dilakukan.
Evaluasi meta
dilakukan berdasarkan pengetahuan bahwa evaluasi merupakan pelajaran pengalaman
bagi mereka yang terlibat, sehingga evaluasi dapat dikembangkan selagi dalam
proses, dan evaluasi berikutnya dapat lebih berhasil. Evaluasi meta dapat digunakan
untuk berbagai macam keperluan. Evaluasi meta eksternal yaitu evaluasi yang
dilakukan konsultan dari luar program, dapat dipakai untuk melihat kebenaran
dan menilai desain evaluasi, melihat keprogresan program, serta untuk lebih
meyakinkan dan lebih dapat dipercaya. Laporan evaluasi meta internal, misalnya
apabila disertai dengan laporan evaluasi meta eksternal akan manjadi lebih
dipercaya. Memakai evaluator eksternal juga dapat memberikan dasar yang kuat
untuk merevisi desain evaluasi dan merevisi pekerjaan yang sedang dilakukan
atau melaporkan evaluasi. Apabila evaluasi sudah selesai, evaluasi ini dapat
menolong Anda menentukan sejauhmana kebenaran hasil evaluasi tersebut.
Prosedur meta
evaluasi internal tidak terlalu formal, dapat dipakai untuk merevisi suatu
evaluasi dan juga dapat menolong Anda untuk terus dapat mengikuti kegiatan
proses evaluasi (keep track). Usaha evaluasi meta juga dapat membuat
Anda terus terlibat dan bertanggung jawab, dan akan menambah kepercayaan atas
evaluasi. Evaluasi meta dilakukan apabila Anda ingin mengamati
dan meneliti desain dan fungsi evaluasi Anda. Evaluasi meta dapat dilakukan
kapan saja, mulai dari ketika evaluasi dalam tahap perencanaan, ketika evaluasi
dalam proses, dan bahkan pada saat evaluasi sudah selesai dilakukan.
Seorang
evaluator evaluasi meta harus memiliki kompetensi yang tinggi dalam melakukan
evaluasi, ia tidak hanya harus kompeten dalam melakukan evaluasi yang pokok, ia
juga harus dapat mengetahui bahwa evaluasi itu jelek atau baik dan meyakinkan
kepada orang lain akan hasil evaluasinya.
Brinkerhoff
& Cs (1983) mengatakan bahwa evaluator meta eksternal biasanya lebih banyak
dipilih daripada yang internal, karena orang luar mungkin dianggap lebih
obyektif dan lebih terpercaya. Hal ini penting apabila Anda
memikirkan reaksi orang-orang luar atas evaluasi Anda. Apabila evaluasi meta
hanya untuk orang-orang dalam, maka evaluasi eksternal (dari kantor lain, orang
dari bagian lain yang tidak ada hubungan langsung dengan proyek yang digarap,
tetapi tetap dari departemen atau organisasi yang sama) dapat juga merupakan
kesempatan yang baik untuk memperoleh pandangan yang segar.
Menurut
Worthen, Blain R & James R. Sanders (1987), orang-orang yang patut
melakukan evaluasi meta yaitu :
a. Evaluasi
meta dilakukan oleh evaluator sendiri (original evaluator).
b. Evaluasi
meta dilakukan oleh pemakai evaluasi.
c. Evaluasi
meta dilakukan oleh evaluator ahli
B. Standar
yang Dipakai untuk Evaluasi Meta
Evaluasi
program dapat diketahui apakah baik atau buruk, maka Anda memerlukan sejumlah
kriteria atau standar sebagai dasar pertimbangan. Ada beberapa kriteria dan
standar yang telah ada untuk menilai evaluasi, yaitu Standar for Evaluations
of Educational Programs, and Materials yang dibuat oleh The Joint
Commette on Standard for Educational Evaluation. Standar ini digolongkan
menjadi tiga puluh standar atas empat domain evaluasi yaitu utility (evaluasi
harus berguna dan praktis), feasibility (evaluasi harus realistik dan
bijaksana), propriety (evaluasi harus dilakukan dengan legal dan etik),
dan accuracy (evaluasi harus secara tehnik adekuat). Daftar standar
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Utility
Standar
Utility Standar
dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan memberikan informasi yang
praktis yang diperlukan oleh audiensi. Kriterium standar tersebut adalah :
1.1. Audience
Identification
Audiensi yang
terlibat dan akan dipengaruhi oleh evaluasi diidentifikasi, sehingga kebutuhan
mereka terpenuhi.
1.2. Evaluator
Credibility
Orang-orang
yang melakukan evaluasi harus orang yang jujur dapat dipercaya dan mampu
melakukan evaluasi, sehingga penemuannya dapat dipercaya dan dapat diterima.
1.3. Information
Scope and Selection
Informasi yang
dikumpulkan harus dibatasi dan dipilih sedemikian rupa untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah direncanakan dan menjawab kebutuhan serta
minat audiensi.
1.4. Valuational
Interpretation
Perspektif,
prosedur, dan rasional yang dipakai untuk menafsirkan penemuan yang dijelaskan
dengan hati-hati dan cermat sehingga dasar pertimbangan yang dipakai jelas.
1.5. Report
Clarity
Laporan
evaluasi harus menjelaskan objek yang sedang dievaluasi, konteks, tujuan,
prosedur, dan penemuan evaluasi, sehingga audiensi akan mengetahui apa yang
sedang dikerjakan, mengapa dikerjakan, informasi apa yang ada, apa
kesimpulannya, dan apa saran-saran yang diberikan.
1.6. Report
Dissemination
Penemuan
evaluasi harus disebarkan kepada klien. Audiensi berhak mengetahui agar mereka
dapat menilai dan memakai penemuan.
1.7. Report
Timeliness
Memberikan
laporan harus tepat waktu, supaya audien dapat memakai informasi sebaik-baiknya
pada saat yang tepat.
1.8. Evaluation
Impact
Evaluasi harus
direncanakan dan dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga mendorong
audiensi yang lain ikut serta.
2. Feasibility
Standards
Feasibility
Standards dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan
realistik, bijaksana, diplomatik, dan cermat, sebagai berikut :
2.1. Practical
Procedur
Prosedur
evaluasi harus praktis, sehingga gangguan dapat dihindari dan informasi yang
diperlukan dapat diperoleh dengan lancar.
2.2. Political
Viability
Evaluasi harus
direncanakan dan dilakukan dengan memperkirakan perbedaan posisi dan kondisi di
antara kelompok yang berminat, sehingga kerjasama dengan mereka dapat dilakukan
dan segala kemungkinan kelompok untuk mengurangi manfaat, bias, salah pakai
atau salah tafsir dapat dihindari.
2.3. Cost
Effectiveness
Evaluasi harus
memberikan informasi yang mutunya cukup untuk mewakili sumber-sumber yang ada.
3. Propriety
Standards
Propriety
Standards dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan
dilakukan dengan legal dan etik demi kepentingan dan keamanan mereka yang
terlibat, dan juga bagi mereka yang akan dipengaruhi oleh hasilnya. Standard
tersebut adalah :
3.1. Formal
Obligation
Kewajiban-kewajiban
yang harus dilakukan oleh pihak tertentu harus tertulis dan disetujui oleh
mereka (apa yang harus dilakukan, bagaimana, oleh siapa, dan kapan) serta harus
ditaati.
3.2. Conflict
of Interest
Minat yang
berlawanan sering sulit dihindari, harus diatasi dengan terbuka dan musyawarah,
sehingga tidak akan mempengaruhi proses atau hasil evaluasi.
3.3. Full and
Frank Disclosure
Laporan
evaluasi lisan maupun tertulis harus dibuat terbuka, langsung, dan jujur dalam
mengungkapkan penemuan, termasuk keterbatasan-keterbatasan evaluasi.
3.4. Public’s
Right to Know
Pihak pemakai
formal evaluasi harus menghormati hak masyarakat untuk mengetahui dalam
batas-batas tertentu, seperti keselamatan dan hak pribadi.
3.5. Right of
Human Subject
Evaluasi harus
didesain dan dilakukan sehingga hak dan pribadi manusia terlindung.
3.6. Human
Interaction
Evaluator harus
menghormati harkat manusia dan saling menghargai dalam pergaulan juga dalam
hal-hal yang berhubungan dengan evaluasi.
3.7. Balanced
Reporting
Evaluasi harus
lengkap dan fair, tidak hanya menampilkan kelebihan-kelebihannya, tetapi juga
keterbatasan-keterbatasan yang ada pada program, sehingga keterbatasan tersebut
akan dapat diatasi atau dikurangi.
3.8. Fiscal
Responsibility
Biaya yang
dipakai oleh evaluator dalam menjalankan tugasnya harus ada
pertanggungjawabannya secara etik dan hukum.
4. Accuracy
Standards
Standar akurasi
ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan menyajikan informasi yang
secara tehnik adekuat tentang objek yang dievaluasi dan tentang kegunaan atau
manfaatnya. Standar tersebut adalah :
4.1. Objek
Identification
Objek evaluasi
(program, proyek, materi) harus dipelajari sungguh-sungguh, sehingga
komponen-komponen di dalam proyek dapat diidentifikasikan dengan jelas.
4.2. Contect
Analysis
Konteks di mana
program, proyek, atau materi berada harus dipelajari sampai rinci, sehingga
pengaruhnya dalam evaluasi dapat diidentifikasi.
4.3.Discribed
Purposes and Procedure
Tujuan dan
prosedur evaluasi harus terus dimonitor dan diterangkan sampai rinci, sehingga
dapat diidentifikasi dan dinilai.
4.4. Defensible
Information Sources
Sumber-sumber
informasi harus diterangkan sampai rinci, sehingga adekuasi informasi dapat
dinilai.
4.5. Valid
Measurement
Instrumen dan
prosedur pengumpulan data harus dipilih dan dipakai sedemikian rupa sehingga
penafsiran valid, dan tepat.
4.6. Reliable
Measurement
Instrumen dan
pengumpulan data harus dipilih dan dikembangkan sehingga realibilitasnya
terjamin.
4.7.Systematic
Data Control
Pengumpulan
data, proses, dan laporan dalam evaluasi harus direviu, dan dikoreksi sehingga
hasil evaluasi tidak akan dicela.
4.8. Analysis
of Quantitative Information
Informasi
evaluasi kuantitatif harus dianalisis secara sistematis untuk meyakinkan
penafsiran yang didukungnya.
4.9. Analysis
of Qualitative Information
Informasi
evaluasi kualitatif harus dianalisis secara sistematis untuk meyakinkan
penafsiran yang didukungnya.
4.10. Justified
Conclutions
Kesimpulan
dibuat harus secara eksplisit, sehingga audiensi dapat menilainya.
4.11. Objective
Reporting
Prosedur
evaluasi harus dibuat seaman mungkin sehingga penemuannya dapat terlindung dari
pencemaran dan kerusakan dari perasaan pribadi dan bias dari pihak manapun.
C. Petunjuk
Umum dan Langkah-langkah Melakukan Evaluasi Meta
Evaluator
disarankan untuk meminta evaluator internal dan evaluator eksternal mereviu
evaluasi pada saat-saat tertentu yaitu pada saat rencana evaluasi, pada
interval-interval dalam periode-periode tertentu saat evaluasi masih dalam
proses untuk mengidentifikasi masalah-masalah, dan pada akhir evaluasi. Juga diminta
untuk mereviu penemuan dan laporan serta memeriksa prosedur dan kesimpulan.
Banyak evaluator meminta evaluator internal dan eksternal untuk mereviu
evaluasinya.
Reviu internal
dapat dilakukan oleh dewan penasehat evaluasi. Sedang apabila evaluasi dalam
proses, evaluator dapat meminta pendapat para pemegang saham dan para karyawan
program meminta reaksi mereka terhadap rencana evaluasi, implementasinya,
waktunya, dan biaya setiap kegiatan evaluasi, serta revisi apabila ada. Kesemua
ini merupakan laporan progres evaluasi yang amat berguna bagi klien.
Reviu eksternal
paling baik dilakukan oleh pihak luar yang tak berminat akan hasil evaluasi
yang telah mempunyai pengalaman dalam evaluasi yang serupa. Bila evaluator
eksternal dipanggil sedini mungkin, mereka dapat diminta bantuan untuk melihat
desain program dan meminta rekomendasinya untuk memperkuat desain. Pengamat
eksternal dapat membantu urusan tehnik selama proses evaluasi dan pada akhir
evaluasi, melihat prosedur, penemuan, dan laporan evaluasi. Pengamat eksternal
mungkin dapat merencanakan kunjungan pada periode reviu untuk lebih dapat
mengenal dan melihat dari dekat fail, instrumen, data, laporan, dan audiensi.
Pekerjaan ini menuntut pengetahuan tentang mengapa dan di mana menilai
informasi evaluasi yang penting. Evaluator harus dapat memperlihatkan bagaimana
evaluasi mengikuti rekomendasi dari pengamat eksternal.
Langkah-langkah
melakukan evaluasi meta, sebuah desain evaluasi yang dikemukakan oleh Worthen,
Blain R, dan James R. Sanders (1983) sebagai berikut :
1. Siapkan satu
salinan desain yang siap untuk direviu. Evaluasi meta formatif disarankan
sesegera mungkin setelah desain selesai dirumuskan supaya reviu produktif.
2. Tentukan
siapa yang akan melakukan evaluasi meta.
3. Pastikan
bahwa ada hak untuk melakukan evaluasi meta.
4. Gunakan
standar atau kriteria meta evaluasi untuk melakukan evaluasi meta.
5. Gunakan
kriteria atau standar evaluasi pada desain Anda.
6. Periksa
kecermatan desain evaluasi (adequacy). Tidak ada satu desainpun yang
sempurna. Oleh sebab itu, perlu dilihat kembali apakah desain perlu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi program.
D. Masalah
Evaluasi dan Cara Pemecahannya
Permasalahan
evaluasi merupakan hal penting yang harus dijelaskan terlebih dahulu dalam
pembuatan evaluasi. Hal ini wajar karena pada intinya suatu evaluasi dibuat
adalah menjawab suatu permasalahan. Adanya kegiatan evaluasi dikarenakan adanya
suatu masalah yang ingin dipecahkan atau ingin dijawab. Untuk itu pembaca suatu
laporan evaluasi perlu mengetahui terlebih dahulu masalah yang dikaji,
ditelaah, atau hendak dijawab/dipecahkan melalui evaluasi yang dilaporkan itu.
Segi-segi
mengenai evaluasi bisa mencakup beberapa hal, seperti bagaimana rumusan
masalahnya, latar belakang mengapa masalah tersebut dipilih untuk dievaluasi,
apa tujuan yang ingin dicapai dengan mengevaluasi masalah tersebut, dan
tinjauan teori/kepustakaan/ hasil-hasil evaluasi sebelumnya yang berkaitan
dengan evaluasi tersebut.
Setiap evaluasi
sedikit banyak mengandung bias dari keputusan yang diambil evaluator tentang
apa yang akan diuji, instrumen yang dipakai, kepada siapa akan dibicarakan, dan
siapa yang mendengar, semua mempengaruhi hasil evaluasi. Bahkan latar belakang
pribadi evaluator, pendidikan, dan pengalaman juga mempengaruhi cara evaluasi
dilaksanakan.
Berdasarkan
pada kenyataan di atas maka tidak mudah menjadi seorang evaluator, karena
banyak syarat yang harus dipenuhi oleh seorang evaluator agar evaluasi yang
dihasilkan benar-benar dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Seringkali
evaluasi yang dibuat oleh seorang evaluator mengandung sesuatu yang bias, hal
ini dapat terjadi disebabkan oleh kurangnya kemampuan dari evaluator itu
sendiri maupun adanya faktor dari luar yang punya kepentingan dari evaluasi
tersebut.
Suatu evaluasi
agar dapat menghasilkan evaluasi yang benar-benar baik dan dapat dipercaya maka
evaluasi tersebut harus dievaluasi kembali, yang kemudian kita kenal dengan
evaluasi meta.
Evaluasi meta
sebagai evaluasi yang lebih tinggi dapat menghasilkan suatu evaluasi yang
benar-benar baik dan dapat dipercaya, maka agar dapat menemukan dan memecahkan
atau menjawab masalah evaluasi diperlukan prosedur-prosedur tertentu yang
bersifat metodologis. Aspek metodologis ini, dalam laporan evaluasi, biasanya
berisi penjelasan tentang tipe pendekatan evaluasi yang digunakan (survei atau
sensus), tahap-tahap evaluasi meta program, tehnik-tehnik untuk mencapai
standar evaluasi meta (utility, feasibility, propriety dan accuracy), populasi
dan sampel evaluasi meta, metode pengumpulan data dan instrumentasi, serta
strategi analisis data.
E. Kontribusi
Evaluasi Meta terhadap Evaluasi Program
Evaluasi meta
sebagai evaluasi yang lebih tinggi sangat besar sumbangannya bagi kemajuan
evaluasi program. Evaluasi meta dapat dilakukan bersama kegiatan evaluasi yang
biasa atau rutin untuk perbaikan sehingga evaluasi akan bertambah baik. Jika
pada evaluasi biasa kita belum menghasilkan suatu evaluasi yang baik dan dapat
dipercaya karena berbagai macam faktor, baik berasal dari evaluator itu sendiri
maupun dari luar maka evaluasi meta merupakan solusi terbaik dalam memecahkan
masalah tersebut. Evaluasi meta dapat juga dilakukan ketika sedang mengevaluasi
atau sesudah evaluasi selesai, hal ini dilaksanakan agar kita memperoleh
informasi tentang apa yang telah kita lakukan.
Evaluasi meta
dapat dikembangkan selagi dalam proses dengan tujuan evaluasi berikutnya dapat
lebih berhasil. Evalusi meta dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan.
Evaluasi meta dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Evaluasi meta
eksternal yaitu evaluasi yang dilakukan konsultan dari luar program, dapat
dipakai untuk melihat kebenaran dan menilai desain evaluasi, melihat
keprogresan program, serta untuk lebih meyakinkan dan lebih dapat dipercaya.
Laporan evaluasi meta internal, misalnya apabila disertai dengan laporan
evaluasi meta eksternal akan manjadi lebih dipercaya. Memakai evaluator
eksternal juga dapat memberikan dasar yang kuat untuk merevisi desain evaluasi
dan merevisi pekerjaan yang sedang dilakukan atau melaporkan evaluasi. Apabila
evaluasi sudah selesai, evaluasi ini dapat menolong Anda menentukan sejauhmana
kebenaran hasil evaluasi tersebut.
Evaluasi meta
dapat dipakai untuk merevisi suatu evaluasi dan juga dapat menolong kita untuk
terus dapat mengikuti kegiatan proses evaluasi (keep track). Usaha
evaluasi meta juga dapat membuat kita terus terlibat dan bertanggung jawab, dan
akan menambah kepercayaan atas evaluasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi meta
adalah mengevaluasi suatu evaluasi, yang dapat dilakukan bersama kegiatan
evaluasi biasa atau rutin untuk perbaikan sehingga evaluasi akan bertambah
baik. Evaluasi meta dapat dilakukan ketika sedang mengevaluasi atau sesudah
evaluasi selesai, dilakukan untuk mengetahui apa yang telah dilakukan.
Orang-orang yang patut melakukan
evaluasi meta yaitu :
a. Evaluasi
meta dilakukan oleh evaluator sendiri (original evaluator).
b. Evaluasi
meta dilakukan oleh pemakai evaluasi.
c. Evaluasi
meta dilakukan oleh evaluator ahli
Standar evaluasi
meta digolongkan menjadi tiga puluh standar atas empat domain evaluasi yaitu utility
(evaluasi harus berguna dan praktis), feasibility (evaluasi harus
realistik dan bijaksana), propriety (evaluasi harus dilakukan dengan
legal dan etik), dan accuracy (evaluasi harus secara tehnik adekuat).
Langkah-langkah melakukan evaluasi meta
sebagai berikut :
1. Siapkan satu
salinan desain yang siap untuk direviu. Evaluasi meta formatif disarankan
sesegera mungkin setelah desain selesai dirumuskan supaya reviu produktif.
2. Tentukan
siapa yang akan melakukan evaluasi meta.
3. Pastikan
bahwa ada hak untuk melakukan untuk melakukan evaluasi meta.
4. Gunakan
standar atau kriteria meta evaluasi untuk melakukan evaluasi meta.
5. Gunakan
kriteria atau standar evaluasi pada desain Anda.
6. Periksa
kecermatan desain evaluasi (adequacy). Tidak ada satu desainpun yang
sempurna. Oleh sebab itu, perlu dilihat kembali apakah desain perlu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi program.